BAB I
PENDAHULUAN
I. 1 LATAR BELAKANG
Leukimia adalah suatu penyakit yang dikenal dengan adanya
proliferasi neoplasitik dari sel-sel organ hemopoietik, yang terjadi sebagai akibat mutasi somatik sel bakal (stem cell) yang akan
membentuk suatu klon sel leukimia.
Leukimia Peringkat Pertama Penyakit Kanker pada Anak
Penyakit kanker darah (leukimia) menduduki peringkat tertinggi kanker pada anak. Namun, penanganan kanker pada anak di Indonesia masih lambat. Itulah sebabnya lebih dari 60% anak penderita kanker yang ditangani secara medis sudah memasuki stadium lanjut.
Penyakit kanker darah (leukimia) menduduki peringkat tertinggi kanker pada anak. Namun, penanganan kanker pada anak di Indonesia masih lambat. Itulah sebabnya lebih dari 60% anak penderita kanker yang ditangani secara medis sudah memasuki stadium lanjut.
Pendapat itu disampaikan dr Maria Abdulsalam dari Bagian Ilmu
Kesehatan Anak FKUI-RSUPN Cipto Mangunkusumo kepada Media, di sela-sela seminar
ilmiah bertema Kanker pada anak yang diselenggarakan Yayasan Onkologi
Anak Indonesia
Pengobatan penyakit leukemia memerlukan waktu yang lama.
Paling cepat lima
tahun, bahkan bisa lebih, apalagi jika saat ditemukan penyakitnya sudah
mencapai stadium tiga. Pengobatannya sendiri merupakan kombinasi antara operasi,
radioterapi, dan kemoterapi. Jadi, tidak berbeda dengan pengobatan kanker pada
orang dewasa.
I. 2 TUJUAN
Adapun tujuan penulisan laporan ini
adalah :
1.
Untuk mengetahui seberapa besar tingkat penderita
penyakit Leukemia
2.
Untuk mengetahui seberapa ganas penyakit Leukemia
3.
Untuk mengetahui penyebab , gejala , dan cara
pengobatan Leukemia
I. 3 KEGUNAAN
Kegunaan dari makalah ini, yakni :
1.
Sebagai salah satu tugas praktikum mata pelajaran
Biologi di SMA NEGERI 1 LUBUK PAKAM .
2.
Sebagai bahan info bagi pihak yang membutuhkan
BAB II
PEMBAHASAN
II. 1 Definisi Leukemia
Kata leukemia berarti darah putih, karena pada
penderita ditemukan banyak sel darah putih sebelum diberi terapi. Sel darah
putih yang tampak banyak merupakan sel yang muda, misalnya promielosit. Jumlah
yang semakin meninggi ini dapat mengganggu fungsi normal dari sel lainnya
Leukemia atau kanker
darah adalah sekelompok penyakit neoplastik yang beragam, ditandai oleh
perbanyakan secara tak normal atau transformasi maligna dari sel-sel pembentuk
darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid. Sel-sel normal di dalam sumsum
tulang digantikan oleh sel tak normal atau abnormal. Sel abnormal ini keluar
dari sumsum dan dapat ditemukan di dalam darah perifer atau darah tepi. Sel
leukemia mempengaruhi hematopoiesis atau proses pembentukan sel darah normal
dan imunitas tubuh penderita.
Leukimia adalah suatu penyakit yang dikenal
dengan adanya proliferasi neoplasitik dari sel-sel organ hemopoietik, yang terjadi sebagai akibat mutasi somatik sel bakal (stem cell) yang akan
membentuk suatu klon sel leukimia.
Leukimia
merupakan keganasan hemopoietik yang mengakibatkan proliferasi klon yang
abnormal dan sel bakal mengalami transformasi leukimia, terjadi kelainan pada
diferensiasi dan pertumbuhan dari sel limfoid dan mieloid.
II. 2
Jenis atau Tingkatan Leukemia
Beberapa jenis , tingkatan , dan
tipe leukemia, yakni :
Berdasarkan Jumlah leukosit dalam darah , jenis leukemia adalah :
- Leukemia leukemik, bila jumlah leukosit di dalam darah lebih dari normal, terdapat sel-sel abnormal
- Leukemia subleukemik, bila jumlah leukosit di dalam darah kurang dari normal, terdapat sel-sel abnormal
- Leukemia aleukemik, bila jumlah leukosit di dalam darah kurang dari normal, tidak terdapat sel-sel abnormal
- a paling sering terjadi pada anak-anak. Penyakit ini juga terdapat pada dewasa yang terutama telah berumur 65 tahun atau lebih
berdasarkan Diagnosa leukimia dari pemeriksaan hematologi Hb, leukosit, tulang, yaitu tipe leukimia berdasarkan klasifikasi FAB , yakni:
- Leukemia mielositik akut (LMA) lebih sering terjadi pada dewasa daripada anak-anak.Tipe ini dahulunya disebut leukemia nonlimfositik akut.
- Leukemia limfositik kronis (LLK) sering diderita oleh orang dewasa yang berumur lebih dari 55 tahun. Kadang-kadang juga diderita oleh dewasa muda, dan hampir tidak ada pada anak-anak
- Leukemia mielositik kronis (LMK) sering terjadi pada orang dewasa. Dapat juga terjadi pada anak-anak, namun sangat sedikit
Leukemia
akut dan kronis merupakan suatu bentuk keganasan atau maligna yang muncul dari
perbanyakan klonal sel-sel pembentuk sel darah yang tidak terkontrol. Mekanisme kontrol seluler normal
mungkin tidak bekerja dengan baik akibat adanya perubahan pada kode genetik yang
seharusnya bertanggung jawab atas pengaturan pertubuhan sel dan diferensiasi.
Sel-sel leukemia
menjalani waktu daur ulang yang lebih lambat dibandingkan sel normal. Proses
pematangan atau maturasi berjalan tidak lengkap dan lanbar dan bertahan hidup
lebih lama dibandingkan sel sejenis yang normal
Penyakit
kanker darah (leukimia) menduduki peringkat tertinggi kanker pada anak. Namun,
penanganan kanker pada anak di Indonesia
masih lambat. Itulah sebabnya lebih dari 60% anak penderita kanker yang
ditangani secara medis sudah memasuki stadium lanjut.
Klasifikasi Leukemia Akut
Berdasarkan
klasifikasi French American British ( FAB ), leukemia akut terbagi
menjadi 2 ( dua ), Acute Limphocytic Leukemia ( ALL ) dan Acute
Myelogenous Leukemia (AML).
ALL
sendiri terbagi menjadi 3, yakni :
-
L1
Sel-sel
leukemia terdiri dari limfoblas yang homogen dan L1 ini banyak menyerang
anak-anak.
-
L2
Terdiri
dari sel sel limfoblas yang lebih heterogen bila dibandingkan dengan L1. ALL
jenis ini sering diderita oleh orang dewasa.
-
L3
Terdiri
dari limfoblas yang homogen, dengan karakteristik berupa sel Burkitt. Terjadi
baik pada orang dewasa maupun anak-anak dengan prognosis yang buruk
AML
terbagi menjadi 8 tipe :
-
Mo ( Acute Undifferentiated Leukemia )
Merupakan
bentuk paling tidak matang dari AML, yang juga disebut sebagai AML
dengan diferensiasi minimal .
-
M1 ( Acute Myeloid Leukemia tanpa maturasi )
Merupakan
leukemia mieloblastik klasik yang terjadi hampir seperempat dari kasus AML.
Pada AML jenis ini terdapat gambaran azurophilic granules dan Auer
rods. Dan sel leukemik dibedakan menjadi 2 tipe, tipe 1 tanpa granula dan
tipe 2 dengan granula, dimana tipe 1 dominan di M1 .
-
M2 ( Akut Myeloid Leukemia )
Sel
leukemik pada M2 memperlihatkan kematangan yang secara morfologi berbeda,
dengan jumlah granulosit dari promielosit yang berubah menjadi granulosit
matang berjumlah lebih dari 10 % . Jumlah sel leukemik antara 30 – 90 %. Tapi
lebih dari 50 % dari jumlah sel-sel sumsum tulang di M2 adalah mielosit dan
promielosit .
-
M3 ( Acute Promyelocitic Leukemia )
Sel
leukemia pada M3 kebanyakan adalah promielosit dengan granulasi berat, stain
mieloperoksidase + yang kuat. Nukleus bervariasi dalam bentuk maupun ukuran,
kadang-kadang berlobul . Sitoplasma mengandung granula besar, dan beberapa
promielosit mengandung granula berbentuk seperti debu . Adanya Disseminated
Intravaskular Coagulation ( DIC ) dihubungkan dengan granula-granula
abnormal ini .
-
M4 ( Acute Myelomonocytic Leukemia )
Terlihat
2 ( dua ) type sel, yakni granulositik dan monositik , serta sel-sel leukemik
lebih dari 30 % dari sel yang bukan eritroit. M4 mirip dengan M1, dibedakan
dengan cara 20% dari sel yang bukan eritroit adalah sel pada jalur
monositik, dengan tahapan maturasi yang berbeda-beda.
Jumlah
monosit pada darah tepi lebih dari 5000 /uL. Tanda lain dari M4 adalah
peningkatan proporsi dari eosinofil di sumsum tulang, lebih dari 5% darisel
yang bukan eritroit, disebut dengan M4 dengan eoshinophilia.
Pasien–pasien dengan AML type M4 mempunyai respon terhadap kemoterapi-induksi
standar.
-
M5 ( Acute Monocytic Leukemia )
Pada
M5 terdapat lebih dari 80% dari sel yang bukan eritroit adalah monoblas,
promonosit, dan monosit. Terbagi menjadi dua, M5a dimana sel monosit dominan
adalah monoblas, sedang pada M5b adalah promonosit dan monosit. M5a jarang terjadi
dan hasil perawatannya cukup baik.
-
M6 ( Erythroleukemia )
Sumsum
tulang terdiri lebih dari 50% eritroblas dengan derajat berbeda dari gambaran
morfologi Bizzare. Eritroblas ini mempunyai gambaran morfologi abnormal
berupa bentuk multinukleat yang raksasa. Perubahan megaloblastik ini terkait
dengan maturasi yang tidak sejalan antara nukleus dan sitoplasma . M6 disebut Myelodisplastic
Syndrome ( MDS ) jika sel leukemik kurang dari 30% dari sel yang bukan
eritroit . M6 jarang terjadi dan biasanya kambuhan terhadap kemoterapi-induksi
standar .
-
M7 ( Acute Megakaryocytic Leukemia )Beberapa sel
tampak berbentuk promegakariosit/megakariosit.( Yoshida, 1998; Wetzler dan
Bloomfield, 1998 )
Manifestasi
leukemia akut merupakan akibat dari komplikasi yang terjadi pada
neoplasma hematopoetik secara umum. Namun setiap leukemia akut memiliki ciri
khasnya masing-masing. Secara garis besar, leukemia akut memiliki 3 tanda utama
yaitu:
- Jumlah sel di perifer yang sangat tinggi, sehingga menyebabkan terjadinya infiltrasi jaringan atau leukostasis
- Penggantian elemen sumsum tulang normal yang dapat menghasilkan komplikasi sebagai akibat dari anemia, trombositopenia, dan leukopenia
- Pengeluaran faktor faali yang mengakibatkan komplikasi yang signifikan
Perjalanan alamiah penyakit: akut dan kronis
Leukemia
akut ditandai dengan suatu perjalanan penyakit yang sangat cepat, mematikan,
dan memburuk. Apabila tidak diobati segera, maka penderita dapat meninggal
dalam hitungan minggu hingga hari. Sedangkan leukemia kronis memiliki
perjalanan penyakit yang tidak begitu cepat sehingga memiliki harapan hidup
yang lebih lama, hingga lebih dari 1 tahun bahkan ada yang mencapai 5 tahun.
Berdasarkan Tipe sel predominan yang terlibat: limfoid dan myeloid , leukemia di bagi atas :
Kemudian,
penyakit diklasifikasikan dengan jenis sel yang ditemukan pada sediaan darah
tepi.
- Ketika leukemia mempengaruhi limfosit atau sel limfoid, maka disebut leukemia limfositik.
- Ketika leukemia mempengaruhi sel mieloid seperti neutrofil, basofil, dan eosinofil, maka disebut leukemia mielositik.
II.3 Penyebab
Leukimia Penyebab leukemia sampai sekarang belum jelas, tapi beberapa faktor
diduga menjadi penyebab, antara lain :
Genetik
keturunan
Adanya
Penyimpangan Kromosom
Insidensi
leukemia meningkat pada penderita kelainan kongenital, diantaranya pada
sindroma Down, sindroma Bloom, Fanconi’s Anemia, sindroma
Wiskott-Aldrich, sindroma Ellis van Creveld, sindroma Kleinfelter, D-Trisomy
sindrome, sindroma von Reckinghausen, dan neurofibromatosis ( Wiernik,
1985; Wilson, 1991 ) . Kelainan-kelainan kongenital ini dikaitkan erat dengan
adanya perubahan informasi gen, misal pada kromosom 21 atau C-group Trisomy,
atau pola kromosom yang tidak stabil, seperti pada aneuploidy .
Saudara
kandung
Dilaporkan
adanya resiko leukemia akut yang tinggi pada kembar identik dimana kasus-kasus
leukemia akut terjadi pada tahun pertama kelahiran . Hal ini berlaku juga pada
keluarga dengan insidensi leukemia yang sangat tinggi (Wiernik,1985).
Faktor
Lingkungan
Beberapa
faktor lingkungan di ketahui dapat menyebabkan kerusakan kromosom dapatan,
misal : radiasi, bahan kimia, dan obat-obatan yang dihubungkan dengan insiden
yang meningkat pada leukemia akut, khususnya ANLL ( Wiernik,1985; Wilson, 1991
) .
Virus
Dalam
banyak percobaan telah didapatkan fakta bahwa RNA virus menyebabkan leukemia
pada hewan termasuk primata .
Penelitian
pada manusia menemukan adanya RNA dependent DNA polimerase pada sel-sel
leukemia tapi tidak ditemukan pada sel-sel normal dan enzim ini berasal dari
virus tipe C yang merupakan virus RNA yang menyebabkan leukemia pada hewan. (
Wiernik, 1985 ) . Salah satu virus yang terbukti dapat menyebabkan leukemia
pada manusia adalah Human T-Cell Leukemia . Jenis leukemia yang
ditimbulkan adalah Acute T- Cell Leukemia . Virus ini ditemukan oleh Takatsuki dkk ( Kumala,
1999 ) .
Bahan
Kimia dan Obat-obatan
a.
Bahan Kimia
Paparan
kromis dari bahan kimia ( misal : benzen ) dihubungkan dengan peningkatan
insidensi leukemia akut, misal pada tukang sepatu yang sering terpapar benzen.
( Wiernik,1985; Wilson, 1991 )
Selain
benzen beberapa bahan lain dihubungkan dengan resiko tinggi dari AML, antara
lain : produk – produk minyak, cat , ethylene oxide, herbisida,
pestisida, dan ladang elektromagnetik ( Fauci, et. al, 1998 ) .
4.
Obat-obatan
Obat-obatan
anti neoplastik ( misal : alkilator dan inhibitor topoisomere II ) dapat
mengakibatkan penyimpangan kromosom yang menyebabkan AML . Kloramfenikol,
fenilbutazon, dan methoxypsoralen dilaporkan menyebabkan kegagalan
sumsum tulang yang lambat laun menjadi AML ( Fauci, et. al, 1998 ) .
5.
Radiasi
Hubungan
yang erat antara radiasi dan leukemia ( ANLL ) ditemukan pada pasien-pasien anxylosing
spondilitis yang mendapat terapi radiasi, dan pada kasus lain seperti
peningkatan insidensi leukemia pada penduduk Jepang yang selamat dari ledakan
bom atom. Peningkatan resiko leukemia ditemui juga pada pasien yang mendapat
terapi radiasi misal : pembesaran thymic, para pekerja yang terekspos
radiasi dan para radiologis .
6.
Leukemia Sekunder
Leukemia
yang terjadi setelah perawatan atas penyakit malignansi lain disebut Secondary
Acute Leukemia ( SAL ) atau treatment related leukemia . Termasuk
diantaranya penyakit Hodgin, limphoma, myeloma, dan kanker payudara . Hal ini
disebabkan karena obat-obatan yang digunakan termasuk golongan imunosupresif
selain menyebabkan dapat menyebabkan kerusakan DNA
II . Gejala leukemia
1.
Mudah lelah, karena peningkatan produksi
sel-sel darah putih mengakibatkan penyerapan energi yang besar dari tubuh .
2.
Berat badan berkurang, karena
peningkatan produksi sel darah putih menyerap banyak kalori tubuh Anda.
3.
Sakit kepala/pusing dan kadang
memunculkan rasa bingung. Peningkatan produksi sel darah putih yang
tidak normal kemungkinan meresap ke sistem syaraf pusat.
4. Mimisan atau muncul lebam-lebam
di beberapa bagian tubuh . Hal ini
merupakan gejala umum penyakit leukimia pada anak.
Disamping itu muncul bintik-bintik merah pada bagian tubuhnya, yang merupakan
gejala umum leukimia anak yang lain, terkait dengan
limpa dan pembengkakan hati.
5.
Kecerahan dan kebinaran wajah Anda mulai
redum . Hal ini juga merupakan gejala umum leukimia.
Peningkatan produksi sel darah putih yang tidak normal kemungkinan ‘mendesak’
sel darah merah , sehingga membuat
menjadi seperti kurang darah.
6.
Sering
berkeringat di malam hari disertai nyeri pada tulang dan perut mual/kembung
7. Terjadi pendarahan
II .4 Diagnosa Leukimia
Diagnosa Leukemia Akut
Penegakan
diagnosa leukemia akut dilakukan dengan berdasarkan pada anamnesa , pemeriksaan
klinis , pemeriksaan darah dan pemeriksaan sumsum tulang pada beberapa kasus .
Pada pemeriksaan darah, sel darah putih menunjukkan adanya kenaikan jumlah,
penurunan jumlah, maupun normal, pemeriksaan trombosit menunjukkan penurunan
jumlah, pemeriksaan hemoglobin menunjukkan penurunan nilai ( De Vita Jr, 1993
), pemeriksaan sel darah merah menunjukkan penurunan jumlah dan kelainan
morfologi ( Cawson, 1982 ;De Vita Jr, 1993 ), adanya sel leukemik sejumlah 5 %
cukup untuk mendiagnosa kelainan darah sebagai leukemia, tapi sering dipakai
nilai yang mencapai 25 % atau lebih ( Altman J.A.,1988 cit De Vita Jr, 1993 ) .
Pemeriksaan dengan pewarnaan Sudan Black, PAS, dan mieloperoksidase untuk
pembedaan AML dan ALL, ( De Vita Jr, 1993 ; Boediwarsono, 1996 ; Yoshida, 1996
) .
Alat diagnosa
Leukemia akut dapat didiagnosa melalui beberapa alat,
seperti:
Pemeriksaan morfologi: darah tepi, aspirasi sumsum
tulang, biopsi sumsum tulang
Pewarnaan sitokimia
Immunofenotipe
Sitogenetika
Diagnostis molekuler
II . 5 Pencegahan
Leukemia
1.banyak makan buah dan sayur
2. minum ramuan herbal
3. jangan terlalu sering memakan makanan cepat saji
4 . jangan memakan makanan dan minuman yang menggunakan
pewarna
5 . rajin berolah raga
6 .pentingnya menjaga asupan gizi bagi tubuh
II .6 Pengobatan
Leukemia
Pengobatan
Secara Umum
Pengobatan leukemia berbeda-beda
tergantung jenis dan stadiumnya. Pengobatan leukemia kronik tidak seagresif
leukemia akut. Untuk pengobatan leukemia kronik, obat yang diberikan lebih
sederhana dan dapat diberikan secara diminum. Tujuannya hanya untuk
mengendalikan pertumbuhan sel kanker. Leukemia kronis dalam perjalanan
penyakitnya dapat kambuh dan menjadi leukemia akut. Pada fase kambuh tersebut,
pengobatan dilakukan sesua dengan terapi leukemia akut.
Untuk
pengobatan leukemia akut, bertujuan untuk menghancurkan sel-sel kanker sampai
habis. Pelaksanaanya secara bertahap dan terdiri dari beberapa siklus.
Tahapannya adalah induksi (Awal), konsolidasi dan pemeliharaan. Tahap induksi
bertujuan memusnahkan sel kanker secara progresif. Tahap konsolidasi untuk
memberantas sisa sel kanker agar tercapai sembuh sempurna. Tahap pemeliharaan
berguna untuk menjaga agar tidak kambuh. Terapi yang biasa dilakukan antara
lain pemberian kemoterapi, radioterapi dan juga transplantasi sumsum tulang.
Transplantasi
SumSum Tulang
Sumsum tulang adalah
jaringan lunak yang ditemukan pada rongga interior tulang yang merupakan tempat
produksi sebagian besar sel darah baru. Ada
dua jenis sumsum tulang: sumsum merah (dikenal juga sebagai jaringan myeloid)
dan sumsum kuning. Sel darah merah, keping darah, dan sebagian besar sel darah putih
dihasilkan dari sumsum merah. Sumsum kuning menghasilkan sel darah putih dan
warnanya ditimbulkan oleh sel-sel lemak yang banyak dikandungnya. Kedua tipe
sumsum tulang tersebut mengandung banyak pembuluh dan kapiler darah.
Transplantasi
sumsum tulang merupakan prosedur dimana sumsum tulang yang rusak digantikan
dengan sumsum tulang yang sehat. Sumsum tulang yang rusak dapat disebabkan oleh
dosis tinggi kemoterapi atau terapi radiasi. Selain itu, transplantasi sumsum
tulang juga berguna untuk mengganti sel-sel darah yang rusak karena kanker.
Transplantasi sumsum tulang dapat menggunakan sumsum tulang pasien sendiri yang
masih sehat. Hal ini disebut transplantasi sumsum tulang autologus.
Transplantasi sumsum tulang juga dapat diperoleh dari orang lain. Bila didapat
dari kembar identik, dinamakan transplantasi syngeneic. Sedangkan bila didapat
dari bukan kembar identik, misalnya dari saudara kandung, dinamakan
transplantasi allogenik. Sekarang ini, transplantasi sumsum tulang paling
sering dilakukan secara allogenik.
Kenapa transplantasi sumsum tulang
diperlukan dalam pengobatan Leukemia? Alasan utama dilakukannya adalah agar
pasien tersebut dapat diberikan pengobatan dengan kemoterapi dosis tinggi dan
atau terapi radiasi. untuk mengerti kenapa transplantasi sumsum tulang
diperlukan, perlu mengerti pula bagaimana kemoterapi dan terapi radiasi
bekerja. Kemoterapi dan terapi radiasi secara umum mempengaruhi sel yang
membelah diri secara cepat. Mereka digunakan karena sel kanker membelah diri
lebih cepat dibandingkan sel yang sehat. Namun, karena sel sumsum tulang juga
membelah diri cukup sering, pengobatan dengan dosis tinggi dapat merusak
sel-sel sumsum tulang tersebut. Tanpa sumsum tulang yang sehat, pasien tidak
dapat memproduksi sel-sel darah yang diperlukan. Sumsum tulang sehat yang
ditransplantasikan dapat mengembalikan kemampuan memproduksi sel-sel darah yang
pasien perlukan.
Efek samping transplantasi sumsum
tulang tetap ada, yaitu kemungkinan infeksi dan juga kemungkinan perdarahan
karena pengobatan kanker dosis tinggi. Hal ini dapat ditanggulangi dengan
pemberian antibiotik ataupun transfusi darah untuk mencegah anemia. Apabila
berhasil dilakukan transplantasi sumsum tulang, kemungkinan pasien sembuh
sebesar 70-80%, tapi masih memungkinkan untuk kambuh lagi. Kalau tidak
dilakukan transplantasi sumsum tulang, angka kesembuhan hanya 40-50%.
BAB III
PENUTUP
III.1 KESIMPULAN
Leukemia merupakan penyakit yang
mematikan jika tidak di tangani dan dicegah dengan serius dan waspada.
Kebanyakan Leukemia diderita oleh anak , dan itu merupakan kelainan bawakkan
karena di derita mulai dari lahir . Sebenarnya Leukemia dapat dicegah dengan
cara selalu menjaga asupan gizi yang baik .
III . 2 SARAN
Jalanilah pola hidupyang sehat agar
kita tidak terkena berbagai macam penyakit, salah satunya adalah Leukemia .
rajin memakan buah dan sayur hijau juga makan makanan yang banyakmengandung
anti oksidan
DAFTAR PUSTAKA
Simon, Sumanto, dr. Sp.PK. 2003. Neoplasma
Sistem Hematopoietik: Leukemia. Jakarta:Fakultas
Kedokteran Unika Atma Jaya Jakart
Your webmaster search is: leukimia
Sumber: Media Indonesia,
Sabtu 14 Februari 2004
Takatsuki dkk ( Kumala, 1999 ) .
khususnya ANLL (
Wiernik,1985; Wilson, 1991 ) .
( Wiernik, 1985;
Wilson, 1991 )
( Boediwarsono,
1998 ) .
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadiran
Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan rahmatnya saya dapat menyelesaikan tugas
makalah mata pelajaran Biologi .
Makalah
ini dibuat untukmelengkapi tugas mta pelajaran Biologi di SMA NEGERI 1 LUBUK
PAKAM .
Saya mengucapkan terima kasih kepada
Ibu Dra. Rosliana Purba yang menugaskan pembuatanmakalah ini , serta rekan –
rekan yang telah membantu terlaksananya makalahini .
Ada pun topik darimakalah saya ini adalah
“LEUKEMIA“ . Saya juga menyadari bahwa dalam penulisan makalah inimasih jauh
dari kesempurnaan , oleh karena iyu saya mengharapkansaran dan kritiknya dari
para pembaca yang bersifat membangun .
Akhir kata saya mengucapkan terima
kasih dan saya berharap semoga tugas ini bermanfaat bagi kita semua .
Lubuk
Pakam , Desember 2009
Penulis
|
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR
ISI ................................................................................................ ii
BAB
I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
I. 1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
I. 2 Tujuan...................................................................................................... 1
I. 3 Kegunaan................................................................................................ 1
BAB
II PEMBAHASAN ............................................................................ 2
II.1
Defenisi Leukemia.................................................................................. 2
II.2
Jenis atau Tingkatan Leukemia............................................................... 3
II.3
Penyebab Leukemia ............................................................................... 7
II.4
Diagnosa Leukemia................................................................................ 9
II.5
Pencegahan Leukemia ........................................................................... 10
II.6.
Pengobatan Leukemia............................................................................ 10
BAB
III PENUTUP...................................................................................... 13
III.1.
Kesimpulan .......................................................................................... 13
III.2
Saran ..................................................................................................... 13
DAFTAR
PUSTAKA................................................................................... 14
|
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapussalam kenal. Saya Samsul, saya telah dibuktikan oleh khasiat Ramuan Herbal Tapak Dara, *(gambar seperti yang terdapat pada foto profil saya). saya dulu terkena penyakit Leukemia ini, tetapi setelah saya menkonsumsi Ramuan Herbal Tapak Dara ini saya SEMBUH. Ramuan Herbal ini berasal dari bahan bahan herbal alami. Saya telah membuktikanya.
BalasHapussekian semoga informasi sederhana ini bermanfaat.
Samsul damanto klo boleh tau leukemianya type apa??
HapusSamsul damanto klo boleh tau leukemianya type apa??
HapusWhat is a casino and how do you play? - Dr.MD
BalasHapusIt 강릉 출장안마 is 익산 출장안마 a casino game which 경상남도 출장마사지 is very easy to learn, and it is played 경산 출장안마 as 상주 출장마사지 if you were playing with your family in a